Tanean Lanjhang Rumah Adat Madura

Tanean Lanjhang Rumah Adat Madura

donesia dikenal sebagai negara kepulauan yang kaya akan ragam budaya. Setiap daerah memiliki rumah adat yang bukan hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai representasi identitas budaya, sistem sosial, serta nilai-nilai filosofis masyarakatnya. Di Pulau Madura yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur rumah adatnya disebut Tanean Lanjhang atau Taneyan Lanjhang, yang secara harfiah berarti halaman panjang.

RRI.co.id - Interaksi Sosial Dalam Sistem Pemukiman Tanean Lanjang

Baca juga : Buah durian penuh nutrisi dampak positif
Baca juga : Gaya Hidup Aa Gym Spiritualitas dan Keteladanan
Baca juga : Menonton Langsung ke Stadion seKeluarga
Baca juga : Trek jalur Pendakian Gunung Batur Bali
Baca juga : Inovasi Pemanfaatan Perkebunan solusi Agrowisata
Baca juga : Perjalanan Karier Kurniawan Dwi Yulianto

Rumah adat Madura tidak sekadar sebuah bangunan, tetapi sebuah sistem permukiman yang unik. Konsep Tanean Lanjhang mencerminkan eratnya hubungan keluarga, nilai religius, hingga cara hidup masyarakat Madura yang menjunjung tinggi solidaritas. Lebih dari itu, rumah adat ini juga menunjukkan kecerdasan arsitektur lokal dalam menghadapi iklim tropis kering khas Madura.

Sejarah dan Latar Belakang

Pulau Madura dikenal sejak lama sebagai wilayah dengan kondisi alam yang keras: tanah berbatu, cuaca panas, dan kering di sebagian besar wilayahnya. Kondisi alam ini memengaruhi pola permukiman masyarakat. Berbeda dengan masyarakat Jawa yang banyak membangun rumah tunggal terpisah, orang Madura cenderung hidup berkelompok dalam satu ikatan kekerabatan.

Taneyan Lanjhang, Rumah Adat Masyarakat Madura

http://www.leclosmargot.com

Konsep Tanean Lanjhang diyakini berkembang sejak abad ke-18 hingga ke-19, seiring menguatnya peran pesantren dan nilai Islam dalam kehidupan masyarakat Madura. Setiap kompleks rumah bukan hanya ruang hidup keluarga, tetapi juga pusat pembelajaran agama, sosialisasi, dan kegiatan ekonomi sederhana.

Tradisi ini masih bertahan hingga kini, meskipun modernisasi dan urbanisasi mulai mengubah bentuk fisik rumah. Namun, pola Tanean Lanjhang tetap menjadi simbol jati diri masyarakat Madura, terutama di pedesaan.


Pengertian Tanean Lanjhang

  • Etimologi: Tanean berarti “halaman”, sedangkan lanjhang berarti “panjang”. Jadi Tanean Lanjhang dapat diterjemahkan sebagai “halaman panjang”.
  • Makna: Sebuah halaman panjang yang menjadi pusat aktivitas keluarga besar, di mana rumah-rumah anggota keluarga berderet sejajar, biasanya menghadap ke arah yang sama.
  • Fungsi utama:
    • Ruang interaksi sosial antar keluarga.
    • Pusat kegiatan domestik seperti memasak, berkumpul, dan mendidik anak.
    • Representasi struktur sosial, religius, dan kekerabatan.

Tata Letak dan Struktur Kompleks

Rumah adat Madura bukan hanya satu bangunan tunggal, melainkan satu kompleks yang terdiri atas beberapa elemen penting. Berikut struktur umum Tanean Lanjhang:

  1. Halaman panjang (taneyan)
    • Terletak di tengah, membentang memanjang.
    • Menjadi pusat orientasi seluruh rumah.
    • Tempat berkumpul, bermain anak, kegiatan upacara, hingga interaksi sehari-hari.
  2. Rumah utama (dalem)
    • Terletak di sisi kiri dan kanan halaman.
    • Semua rumah menghadap ke arah timur, melambangkan orientasi religius (arah matahari terbit dan dekat dengan arah kiblat barat).
    • Bentuknya persegi panjang dengan ukuran rata-rata panjang 11 meter dan lebar 6–7 meter.
  3. Dapur (pawon)
    • Berada terpisah dari rumah utama.
    • Digunakan oleh seluruh keluarga besar.
    • Ukuran rata-rata sekitar 3,8 × 6,6 meter.
    • Menjadi simbol kebersamaan, karena setiap keluarga bisa menggunakan dapur bersama.
  4. Langgar (musala kecil)
    • Terletak di bagian barat kompleks.
    • Menjadi pusat kegiatan ibadah, pengajian, dan diskusi keagamaan.
    • Simbol religiusitas masyarakat Madura yang dikenal sangat Islami.
  5. Kandang ternak
    • Biasanya di bagian belakang rumah atau di samping.
    • Berfungsi untuk memelihara sapi, kambing, atau ayam.
    • Ternak menjadi sumber ekonomi sekaligus status sosial.

Ciri Arsitektur Rumah Utama

Taneyan Lanjang, Simbol Cinta Kasih Orang Tua Madura kepada Anak Perempuan  - Sinergi Madura

Rumah utama dalam kompleks Tanean Lanjhang memiliki ciri khas arsitektur yang mudah dikenali:

  1. Bentuk bangunan
    • Umumnya berbentuk persegi panjang.
    • Bangunan agak meninggi dari tanah (±40 cm) untuk mencegah banjir atau rembesan air hujan.
  2. Atap
    • Menggunakan atap limasan atau pelana.
    • Bahan atap bisa berupa genteng tanah liat atau rumbia (pada masa lalu).
  3. Dinding
    • Terbuat dari kayu jati, bambu, atau papan.
    • Pada rumah yang lebih modern, dinding bisa berupa tembok bata.
  4. Pintu dan jendela
    • Pintu utama biasanya berada di tengah.
    • Jumlah pintu kadang melambangkan status sosial keluarga.
  5. Lantai
    • Dahulu berupa tanah liat yang dipadatkan.
    • Kemudian berkembang menjadi lantai semen atau keramik pada masa modern.

Filosofi dan Nilai Budaya

Rumah adat Madura sarat dengan nilai filosofis yang berhubungan dengan kehidupan sosial dan religius.

  1. Kebersamaan dan solidaritas
    • Konsep dapur bersama menekankan nilai gotong royong.
    • Setiap keluarga saling membantu, terutama dalam hal ekonomi dan sosial.
  2. Kekerabatan
    • Pola rumah yang berderet mencerminkan kedekatan keluarga.
    • Biasanya satu kompleks dihuni oleh keluarga dengan garis keturunan ibu (matrilineal) meskipun secara umum masyarakat Madura menganut sistem patriarki.
  3. Religiusitas
    • Kehadiran langgar menandakan pentingnya agama dalam kehidupan masyarakat Madura.
    • Semua kegiatan penting selalu dimulai dengan doa dan pengajian.
  4. Kesetaraan sosial
    • Bentuk rumah relatif serupa, tanpa perbedaan mencolok.
    • Hal ini menunjukkan bahwa setiap anggota keluarga memiliki kedudukan yang setara dalam komunitas.

Material dan Teknologi Bangunan

Bangunan Tanean Lanjhang memanfaatkan material alami yang mudah ditemukan di sekitar lingkungan:

  • Kayu jati: digunakan untuk struktur utama rumah.
  • Bambu: dipakai untuk dinding atau anyaman.
  • Tanah liat: dijadikan genteng atau lantai.
  • Batu kapur: dipakai sebagai pondasi atau dinding.

Keunggulan material lokal ini:

  • Mudah diperoleh.
  • Biaya rendah.
  • Ramah lingkungan.
  • Cocok dengan iklim tropis kering Madura.

Fungsi Sosial dan Kultural

MENOLAK PUNAH 'TANEYAN LANJHANG'

Rumah adat Madura berperan besar dalam kehidupan masyarakat, di antaranya:

  1. Pusat keluarga besar: menjadi wadah kekerabatan lintas generasi.
  2. Tempat pendidikan agama: anak-anak belajar mengaji di langgar.
  3. Tempat musyawarah: segala keputusan keluarga besar diambil bersama.
  4. Simbol identitas: menegaskan jati diri orang Madura di manapun berada.

Ritual dan Upacara dalam Rumah Adat

Rumah adat Madura juga menjadi tempat pelaksanaan berbagai ritual adat, antara lain:

  • Aqiqah dan khitanan: biasanya digelar di halaman panjang.
  • Perkawinan: keluarga besar ikut terlibat dalam prosesi.
  • Kematian: halaman digunakan sebagai tempat tahlilan bersama.

Dengan demikian, Tanean Lanjhang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga ruang spiritual.


Perbandingan dengan Rumah Adat Jawa

Masyarakat Madura masih memiliki hubungan erat dengan budaya Jawa, tetapi rumah adatnya berbeda secara signifikan:

AspekRumah Adat JawaRumah Adat Madura
Pola permukimanRumah tunggal berdiri di pekaranganKompleks rumah berderet dalam satu halaman panjang
OrientasiMenghadap jalan atau arah tertentu sesuai feng shui lokalSelalu menghadap timur
Unsur religiusPendopo, senthong, dan jogloLanggar sebagai pusat ibadah
FilosofiHierarki sosial (bangsawan vs rakyat)Kesetaraan antar keluarga

Transformasi di Era Modern

Seiring perkembangan zaman, rumah adat Madura mengalami perubahan.

  • Modernisasi material: kini banyak rumah memakai bata, semen, dan keramik.
  • Individualisasi: di perkotaan, pola Tanean Lanjhang mulai ditinggalkan karena keterbatasan lahan.
  • Revitalisasi budaya: pemerintah daerah berusaha melestarikan rumah adat dengan menjadikannya objek wisata budaya.

Namun demikian, nilai-nilai kebersamaan tetap dipertahankan, terutama di pedesaan Madura.


Fakta-Fakta Menarik

Taneyan Lanjhang Edu Wisata, Rumah Khas Pamekasan, Berkonsep Kebudayaan Dan  Sejarah. - Surya Travel
  1. Rumah adat Madura selalu menghadap timur, melambangkan semangat hidup baru dari terbitnya matahari.
  2. Langgar di kompleks Tanean Lanjhang bukan hanya untuk ibadah, tetapi juga untuk diskusi dan pengambilan keputusan penting.
  3. Struktur rumah Madura memperhatikan sirkulasi udara sehingga nyaman meski cuaca panas.
  4. Pola rumah berderet dianggap simbol keabadian hubungan keluarga.
  5. Tanean Lanjhang biasanya dihuni oleh keluarga dengan ikatan darah yang kuat, jarang menerima orang luar.

Rumah adat Madura atau Tanean Lanjhang adalah warisan budaya yang sangat penting. Ia mencerminkan jati diri masyarakat Madura yang religius, menjunjung tinggi solidaritas, dan mampu beradaptasi dengan kondisi alam.
Meski modernisasi mulai mengubah wujud fisiknya, nilai filosofis di balik rumah adat ini masih tetap relevan hingga kini. Tanean Lanjhang tidak hanya berbicara tentang arsitektur, tetapi juga tentang kehidupan sosial, spiritual, dan budaya yang melekat dalam diri orang Madura.
Dengan memahami rumah adat ini secara rinci, kita bisa lebih menghargai kekayaan budaya Nusantara yang begitu beragam.