Suku Melayu Deli merupakan kelompok asli yang mendiami kawasan pesisir timur Sumatera sejak berabad-abad lalu.
Keberadaan mereka erat kaitannya dengan berdirinya Kesultanan Deli pada abad ke-17 yang berpusat di sekitar Sungai Deli.

RRI.co.id - Mengenal Rumah Adat Melayu

Baca juga : Inovasi masyarakat langsung perampasan aset
Baca juga : Rakyat indonesia bersatu 1pahlawan menyatukan bangsa
Baca juga : Reformasi indonesia jilid 2 gugur 2 pahlawan
Baca juga : ilangnya keindahan pesona metropolitan
Baca juga : Pesta anak penjarahan rumah dewan

Salah satu warisan budaya yang paling menonjol dari masyarakat Melayu Deli adalah rumah adat Melayu Deli. Rumah ini bukan sekadar bangunan fisik untuk tempat tinggal, melainkan sebuah manifestasi dari pandangan hidup, nilai-nilai adat, dan kepercayaan masyarakat Melayu. Melalui rumah tradisionalnya, masyarakat Melayu mengekspresikan keterhubungan dengan alam, Tuhan, dan sesama manusia.

Sejarah dan Latar Belakang Rumah Melayu Deli

Rumah Adat Melayu: Keindahan Hunian Kayu Tradisional - Lamudi

Rumah adat Melayu Deli lahir dari kombinasi faktor lingkungan geografis, nilai agama Islam, serta adat istiadat Melayu. Sebagian besar masyarakat Melayu Deli tinggal di sepanjang pesisir timur Sumatera yang dikelilingi sungai, rawa, dan hutan bakau. Kondisi alam ini menuntut mereka untuk membangun rumah panggung agar terhindar dari banjir, kelembapan tanah, dan gangguan binatang buas.

Selain faktor alam, rumah adat Melayu Deli juga dipengaruhi oleh ajaran Islam yang masuk sejak abad ke-13 dan berkembang pesat pada masa Kesultanan Deli. Hal ini terlihat dari orientasi rumah, ornamen ukiran yang sering menggunakan kaligrafi Arab, serta warna hijau dan kuning yang identik dengan Islam dan kemegahan.

Dalam struktur sosial, rumah adat juga merepresentasikan status pemiliknya. Keluarga bangsawan atau kerabat kesultanan biasanya memiliki rumah yang lebih besar, dengan ornamen ukiran yang lebih rumit dan penuh warna. Sebaliknya, rakyat biasa umumnya memiliki rumah yang lebih sederhana. Dengan demikian, rumah adat Melayu Deli menjadi simbol jati diri sekaligus identitas sosial masyarakatnya.


Bentuk dan Ciri Khas Arsitektur

1. Rumah Panggung

Ini 5 Jenis Rumah Adat Riau Yang Berbeda Ciri Khas!

http://www.leclosmargot.com

Rumah Melayu Deli dibangun dalam bentuk rumah panggung dengan ketinggian antara 2–3 meter dari permukaan tanah. Konsep rumah panggung ini memiliki beberapa fungsi:

  • Menghindari banjir yang sering terjadi di kawasan pesisir timur Sumatera.
  • Perlindungan dari binatang liar seperti ular atau buaya yang banyak terdapat di rawa dan sungai.
  • Sirkulasi udara yang lebih baik, membuat rumah tetap sejuk meski berada di daerah tropis.
  • Pemanfaatan kolong rumah untuk menyimpan hasil pertanian, kayu bakar, atau sebagai tempat bermain anak-anak.

2. Atap Rumah

Atap rumah Melayu Deli memiliki bentuk khas yang disebut atap limas potong atau perabung panjang. Bentuknya mirip segitiga yang dipotong bagian ujungnya sehingga terlihat elegan. Atap yang curam ini berfungsi untuk mempercepat aliran air hujan agar tidak merembes ke dalam rumah.

Pada masa lalu, penutup atap menggunakan daun rumbia, ijuk, atau nipah yang mudah diperoleh di sekitar hutan dan rawa. Seiring waktu, bahan atap diganti dengan seng atau genteng, meski bentuk dasarnya tetap sama.

3. Tangga

Salah satu ciri penting rumah Melayu Deli adalah tangga depan. Tangga biasanya berjumlah ganjil (3, 5, 7, atau 9 anak tangga). Masyarakat percaya bahwa angka ganjil melambangkan keberuntungan, keseimbangan, dan keselarasan hidup.

Tangga ini bukan hanya sarana naik-turun, melainkan juga simbol penghormatan. Setiap tamu yang menaiki tangga akan otomatis menunduk, sebagai tanda hormat kepada pemilik rumah.

4. Bahan Bangunan

Bahan utama rumah Melayu Deli berasal dari alam sekitar, di antaranya:

  • Kayu keras: meranti, tembesu, atau ulin, digunakan untuk tiang dan rangka rumah.
  • Papan kayu: digunakan untuk dinding dan lantai.
  • Bambu: kadang digunakan sebagai pelengkap.
  • Rotan: dipakai untuk mengikat atau memperkuat sambungan kayu.

Uniknya, sambungan kayu lebih sering menggunakan pasak kayu dibanding paku besi, karena dianggap lebih tahan lama dan fleksibel mengikuti pergeseran kayu.


Tata Ruang Rumah Melayu Deli

Mengenal 6 Rumah Adat Riau: Kenali Arsitektur dan Filosofinya

Rumah Melayu Deli dibagi menjadi beberapa bagian ruang dengan fungsi sosial yang jelas.

1. Serambi Depan (Anjung)

Bagian terdepan rumah berfungsi sebagai tempat menyambut tamu laki-laki, tempat berkumpul pemuda, atau lokasi pertemuan adat kecil. Serambi juga menjadi simbol keterbukaan pemilik rumah terhadap tamu.

2. Rumah Ibu (Ruang Tengah)

Bagian inti rumah yang luas tanpa banyak sekat. Di sinilah keluarga berkumpul, mengadakan kenduri, musyawarah, atau upacara adat. Ruang tengah juga sering digunakan untuk tidur bersama anggota keluarga laki-laki.

3. Bilik (Kamar Tidur)

Kamar tidur biasanya terletak di sisi kanan dan kiri ruang tengah. Pembagian kamar mengikuti adat Melayu, misalnya kamar khusus untuk anak perempuan, kamar untuk orang tua, atau kamar untuk tamu wanita.

4. Dapur (Dapo’)

Dapur terletak di bagian belakang rumah. Pada rumah tradisional, dapur sering dibuat terpisah sedikit dari bangunan utama agar asap tidak masuk ke ruang tengah.

5. Kolong Rumah

Ruang kosong di bawah rumah panggung dimanfaatkan untuk menyimpan kayu bakar, alat pertanian, bahkan sebagai kandang ternak kecil. Kolong juga sering dijadikan tempat bermain anak-anak.


Ornamen dan Hiasan

Salah satu kekayaan rumah Melayu Deli adalah ornamen ukiran yang sarat makna.

1. Motif Ukiran

  • Pucuk Rebung → melambangkan pertumbuhan, harapan, dan generasi penerus.
  • Bunga Teratai → melambangkan kesucian dan kemurnian.
  • Sulur-suluran → melambangkan keluwesan dan keramahan orang Melayu.
  • Awan Larat → motif khas Melayu yang melambangkan keabadian.
  • Kaligrafi Arab → simbol pengaruh Islam yang kuat.

2. Warna Dominan

  • Kuning keemasan → melambangkan kemuliaan, kejayaan, dan kebesaran.
  • Hijau → melambangkan kesuburan, harapan, dan identitas Islam.
  • Merah → melambangkan keberanian dan semangat.
  • Hitam → melambangkan kekuatan dan keteguhan hati.

Ornamen dan warna ini bukan sekadar hiasan, tetapi juga menjadi bahasa simbolik yang mencerminkan pandangan hidup masyarakat Melayu Deli.


Fungsi Sosial dan Budaya

Mengenal Bentuk, Susunan, dan 5 Jenis Rumah Adat Riau - Lifestyle  Katadata.co.id

Rumah Melayu Deli memiliki fungsi yang sangat luas dalam kehidupan masyarakat, di antaranya:

  1. Tempat tinggal: sebagai hunian keluarga inti maupun besar.
  2. Pusat kegiatan adat: mulai dari kenduri, khitanan, pernikahan, hingga musyawarah adat.
  3. Simbol status sosial: semakin megah rumah, semakin tinggi kedudukan sosial pemiliknya.
  4. Tempat pendidikan nilai: anak-anak belajar sopan santun, agama, dan adat melalui kehidupan di rumah.

Filosofi dan Nilai Simbolik

Arsitektur rumah Melayu Deli tidak terlepas dari nilai filosofis:

  • Rumah panggung → manusia harus menjaga kebersihan lahir dan batin.
  • Tangga ganjil → simbol keberuntungan dan keseimbangan hidup.
  • Atap tinggi → melambangkan kedekatan manusia dengan Tuhan.
  • Ornamen flora → menggambarkan harmoni manusia dengan alam.
  • Pembagian ruang → mencerminkan tata krama dan etika pergaulan.

Perbandingan dengan Rumah Melayu Lain

Rumah Melayu Deli memiliki ciri khas yang membedakannya dari rumah Melayu di Riau atau Jambi.

  • Bentuk atap limas potong khas Deli.
  • Warna kuning lebih dominan, mencerminkan pengaruh Kesultanan Deli.
  • Ukiran lebih sederhana namun tetap sarat makna.

Keberadaan Rumah Melayu Deli di Masa Kini

Di Kota Medan, rumah adat Melayu Deli asli sudah jarang ditemukan akibat modernisasi. Namun, beberapa bangunan masih bisa dijumpai, antara lain:

  • Istana Maimun: contoh paling megah arsitektur Melayu Deli.
  • Museum Negeri Sumatera Utara: menyimpan replika rumah Melayu.
  • Taman Budaya Sumatera Utara: lokasi kegiatan seni dan budaya Melayu.
  • Perkampungan Melayu di Deli Serdang dan Langkat: masih terdapat rumah tradisional yang dihuni masyarakat.

Upaya Pelestarian

Untuk menjaga keberadaan rumah Melayu Deli, berbagai langkah perlu dilakukan:

  1. Revitalisasi kawasan budaya Melayu di Medan dan sekitarnya.
  2. Pendidikan budaya bagi generasi muda melalui sekolah dan kegiatan adat.
  3. Pembangunan replika rumah Melayu di pusat wisata.
  4. Dukungan pemerintah dalam bentuk regulasi perlindungan cagar budaya.

Rumah adat Melayu Deli adalah warisan budaya yang sangat berharga bagi masyarakat Medan dan Sumatera Utara. Rumah ini bukan sekadar bangunan fisik, tetapi juga simbol identitas, status sosial, nilai adat, dan pandangan hidup masyarakat Melayu.
Dengan bentuk panggung, atap limas potong, ornamen penuh simbol, serta warna kuning keemasan, rumah Melayu Deli mencerminkan keharmonisan manusia dengan alam, Tuhan, dan sesama.
Keberadaan rumah ini kini semakin berkurang akibat modernisasi, namun pelestarian tetap penting dilakukan agar generasi mendatang dapat memahami dan menghargai jati diri bangsanya. Rumah Melayu Deli adalah cermin kejayaan masa lalu sekaligus fondasi identitas budaya masa depan.