Pulau Bali, selain dikenal dengan keindahan alam dan budayanya, juga memiliki kekayaan arsitektur tradisional yang sarat makna. Salah satu ciri khas rumah adat Bali adalah adanya bale-bale, yaitu paviliun terbuka yang menjadi pusat aktivitas sehari-hari maupun upacara adat.

Baca juga : Tragedi Tol Cipali Kecelakaan Maut di Ruas Tol
Baca juga : Minimalisme Kalangan Menengah ke Bawah
Baca juga : jejak karier achmad jufriyanto
Baca juga : Inovasi Perkebunan Pohon Mangga Berkualitas
Baca juga : Petualangan Mendaki Gunung Merbabu
Baca juga : Mabar Free Fire bagi Anak Dampak Nyata
Berbeda dengan rumah modern yang biasanya berupa satu bangunan besar dengan ruangan-ruangan di dalamnya, rumah Bali adalah kompleks yang terdiri dari beberapa bangunan. Di dalam kompleks inilah bale-bale menempati posisi penting. Setiap bale tidak hanya berfungsi secara praktis, tetapi juga memiliki makna filosofis, spiritual, dan sosial yang mendalam.
Sejarah Bale dalam Arsitektur Bali
Asal Usul
Konsep bale sudah dikenal sejak zaman kerajaan Bali kuno, jauh sebelum pengaruh Hindu-Majapahit masuk pada abad ke-14. Bangunan ini awalnya berupa struktur panggung sederhana dari bambu dan kayu, digunakan sebagai tempat beristirahat setelah bekerja di sawah.
Ketika pengaruh Hindu semakin kuat, fungsi bale berkembang menjadi lebih seremonial dan spiritual. Bale tidak hanya dipakai untuk tidur atau bersantai, tetapi juga untuk upacara adat, musyawarah keluarga, hingga ritual keagamaan.
Pengaruh Hindu dan Kosmologi
Masuknya agama Hindu membawa konsep kosmologi dan filosofi ruang. Posisi bale dalam rumah adat Bali ditentukan oleh:
- Tri Hita Karana: harmoni dengan Tuhan (parhyangan), manusia (pawongan), dan alam (palemahan).
- Asta Kosala Kosali: aturan arsitektur Bali yang mengatur ukuran, arah, dan tata letak bangunan.
- Gunung-Laut (Kaja-Kelod): arah utara (kaja) dianggap suci karena menuju gunung, sementara selatan (kelod) lebih profan karena mengarah ke laut.
Fungsi Bale dalam Kehidupan Sehari-Hari

http://www.leclosmargot.com
Bale-bale dalam rumah Bali memiliki fungsi yang sangat beragam:
- Fungsi Sosial
- Tempat berkumpul keluarga.
- Tempat menerima tamu.
- Tempat musyawarah adat.
- Fungsi Ekonomi
- Bale juga digunakan untuk menyimpan hasil panen sebelum dipindahkan ke lumbung (jineng).
- Sebagai tempat bekerja, seperti menenun atau membuat kerajinan.
- Fungsi Spiritual
- Beberapa bale digunakan khusus untuk ritual, seperti bale dangin.
- Posisi bale mengikuti arah mata angin yang memiliki nilai sakral.
- Fungsi Estetika
- Bale dihiasi ukiran, patung, dan ornamen yang indah.
- Menjadi simbol status sosial keluarga pemilik rumah.
Jenis-Jenis Bale dalam Rumah Adat Bali
Berikut adalah bale-bale utama dalam rumah adat Bali beserta detailnya:
Bale Daja (Utara)
- Letak: bagian utara rumah (arah kaja).
- Fungsi: tempat tidur kepala keluarga atau orang tua.
- Makna: utara dianggap arah paling suci karena dekat dengan gunung.
- Fakta unik: semakin tinggi status sosial seseorang, semakin megah bale daja miliknya.
Bale Dauh (Barat)
- Letak: sisi barat.
- Fungsi: tempat menerima tamu dan tempat tidur anak laki-laki.
- Makna: barat = arah matahari terbenam, simbol perjalanan hidup.
- Fakta unik: sering dihiasi ukiran naga atau burung garuda sebagai penjaga.
Bale Dangin (Timur)
- Letak: sisi timur rumah.
- Fungsi: tempat pelaksanaan upacara adat keluarga, misalnya potong gigi atau pernikahan.
- Makna: timur = matahari terbit, simbol kehidupan baru.
- Fakta unik: biasanya lebih luas dibanding bale lain karena dipakai untuk acara besar.
Bale Delod (Selatan)
- Letak: sisi selatan.
- Fungsi: tempat tidur anak perempuan atau anggota keluarga lainnya.
- Makna: selatan dianggap lebih profan, sehingga bale ini tidak memiliki status setinggi bale daja.
- Fakta unik: kadang difungsikan juga sebagai gudang kecil.
Bale Sekepat dan Bale Sakenam

- Bale Sekepat → memiliki 4 tiang, dipakai untuk kegiatan santai, duduk-duduk, atau ngobrol.
- Bale Sakenam → memiliki 6 tiang, dipakai untuk aktivitas yang lebih formal atau musyawarah.
- Fakta unik: jumlah tiang menentukan nama dan fungsi bale.
Bale Gede
- Letak: biasanya ada di rumah keluarga bangsawan.
- Fungsi: paviliun utama untuk upacara adat besar dan pertemuan masyarakat.
- Makna: melambangkan kemegahan dan status sosial tinggi.
- Fakta unik: bisa memiliki 12 hingga 16 tiang, dengan ukiran yang sangat detail.
Bale Bengong
- Letak: di taman atau tepi kolam.
- Fungsi: tempat bersantai, merenung, atau menikmati pemandangan.
- Fakta unik: meskipun tidak selalu ada di rumah adat lama, bale bengong kini populer di villa dan resort modern.
Struktur dan Material Bale
Atap
- Terbuat dari alang-alang, ijuk, atau genteng tanah liat.
- Bentuk limasan atau pelana, kadang dihiasi ornamen tumpang sari.
Tiang (Saka)
- Biasanya dari kayu jati, kayu kelapa, atau kayu nangka.
- Jumlah tiang menentukan nama bale (sekepat = 4, sakenam = 6, dll).
Lantai
- Terbuat dari batu bata atau semen, lebih tinggi dari tanah untuk menghindari kelembaban.
- Lantai biasanya dipoles halus agar nyaman untuk duduk.
Ornamen
- Ukiran motif flora (bunga teratai, kamboja).
- Motif fauna (naga, garuda).
- Simbol dewa-dewa Hindu.
Filosofi Arah dan Penempatan Bale
Dalam tata ruang rumah adat Bali:
- Utara (kaja) → suci, untuk kepala keluarga (bale daja).
- Timur (kangin) → tempat upacara (bale dangin).
- Barat (kauh) → untuk tamu dan anak laki-laki (bale dauh).
- Selatan (kelod) → untuk anak perempuan (bale delod).
Penempatan ini mencerminkan pandangan hidup orang Bali:
- Hidup harus seimbang antara kesucian (utara-timur) dan duniawi (selatan-barat).
- Keluarga harus terhubung dengan leluhur melalui posisi bale yang menghadap sanggah (pura keluarga).
Bale dalam Kehidupan Adat Bali

Upacara Keagamaan
Bale dangin sering menjadi tempat pelaksanaan upacara besar, misalnya:
- Metatah (potong gigi).
- Pernikahan adat Bali.
- Upacara otonan (ulang tahun Bali).
Kehidupan Sehari-Hari
- Bale sekepat dipakai untuk duduk santai dan bercengkrama.
- Bale dauh dipakai untuk menjamu tamu.
- Bale delod dipakai sebagai kamar tidur keluarga.
Musyawarah Adat
Bale gede menjadi tempat masyarakat berkumpul untuk membahas urusan desa adat.
Bale dalam Arsitektur Modern
Adaptasi di Villa dan Resort
Bale kini diadopsi dalam desain villa Bali modern:
- Bale bengong sebagai gazebo di tepi kolam.
- Bale gede sebagai ruang terbuka untuk yoga atau meditasi.
Rumah Modern dengan Sentuhan Bale
Banyak rumah kontemporer di Bali tetap membangun bale sekepat sebagai ruang tamu terbuka.
Tantangan Pelestarian
- Gaya hidup praktis membuat beberapa keluarga tidak lagi membangun semua bale.
- Generasi muda cenderung memilih rumah minimalis modern.
- Namun, regulasi adat tetap mendorong pelestarian arsitektur tradisional.
Fakta Menarik tentang Bale Bali

- Jumlah tiang menentukan nama bale → sekepat (4 tiang), sakenam (6 tiang), sapitu (7 tiang), dll.
- Setiap pembangunan bale wajib disertai upacara untuk memohon restu dewa dan leluhur.
- Ukuran bale diukur dengan tubuh manusia → menggunakan hasta (panjang lengan) atau depa (rentang tangan).
- Bale tanpa dinding → agar udara mengalir bebas, sesuai iklim tropis.
- Ornamen ukiran punya makna doa → naga sebagai pelindung, bunga teratai sebagai kesucian.
- Bale bukan hanya milik manusia → dalam kepercayaan Bali, roh leluhur juga diyakini ikut “tinggal” di bale.
Bale-bale dalam rumah adat Bali adalah lebih dari sekadar bangunan. Ia merupakan simbol kehidupan orang Bali, yang selalu menghubungkan antara:
- Manusia dengan alam melalui arsitektur terbuka dan material alami.
- Manusia dengan sesama melalui bale sebagai ruang sosial.
- Manusia dengan Tuhan melalui posisi dan fungsi spiritual bale.